Di
saat mataku tak sanggup lagi menatap langit biru
dan disaat ku tak
mampu lagi nikmati semua keindahan yang ada pada dirimu,
ku harap
engkaupun akan tau dan mengerti
serta memahami akan suburnya ladang
tumbuhan cinta yang tulus dan suci di dalam dada ini,
kau lihat lah
telunjuk ini untuk menuntun langkah hatimu menuju pijar cahaya
kerinduanku,
agar engkau pun tak lagi merasakan keraguanmu,
disaat
kesunyian itu akan datang dan kan menghasut keinginan hatimu,
karena aku
sudah tak sanggup lagi bisa menatap wajah keinginanku,
pandanglah
duniamu dan lihatlah jiwamu karena aku hanya ingin mendengar kan
kebahagiaan yang akan selalu ada bersama pada diri dan keberadaanmu
mungkin hanya inilah pesan hatiku untukmu..
Mungkin aku memang lemah
Mungkin aku tak pernah punyai lelah
Saat ku terdiam menangisi pergimu
Terus ku terpaku oleh harapan semu
Sepertinya… t’lah cukup banyak kutulis
T’lah cukup dalam hati ini kuiris
Agar bisa kucoba lagi cinta dari mula
Dengan ia yang mampu merasakannya
Namun cinta untukmu terus bertahan
Di sekeping sisa hati ini pun cinta untukmu kurasakan
Kerinduan hadirmu tak pernah bisa hilang
Oh Tuhan… bagaimana semua ini harus kuartikan ?
Tetesan air hujan adalah bukti sebuah cinta dari langit kepada bumi,
Sedangkan
kesetiaan adalah bukti cintaku padamu. seperti halnya bintang yang
selalu setia pada bulan untuk berjanji menghias sang malam dengan
sinarnya.
seperti itu pula kesetiaanku padamu !.
Dirimu Dalam Hatiku,
Kau pinta aku tuk menjauhimu,
aku masih bisa.
Kau mohon aku tuk pergi dari hidupmu,
aku masih sanggup.
Kau pinta aku tuk tak memperdulikaanmu,
Aku masih bisa tapi jika kau minta menghapus cintaku padamu, itu sama saja engkau menyuruhku untuk berhenti bernafas ... dan
jika kau meminta aku menghapus namamu dari hati ini, sama saja engkau meminta aku untuk mati.
Engkau adalah darah bagiku,
yang setiap saat mengalir dalam tubuhku.
Engkau nafas dalam setiap hari-hariku yang selalu aku butuhkan. dan
Engkau adalah nyawa dalam tubuhku yang membuatku bangga setiap saat bisa mencintaimu,
menyayangimu walau yang kurasa adalah bayang-bayang semu dirimu.
Mungkin
aku tak pandai mengubah rasa
karena akupun tak lagi ingin merubahnya,
karena aku memang tak bisa merubahnya,
aku hanya ingin berbagi rasa
entah apa itupun rasa yang ada karena tanpanya
aku hanyalah segumpal
kebodohan yang tak pernah berujung,
hanya sekedar mengerti tanpa ku
mencoba untuk memahami
apa lagi memaknai segala ungkapan rasa yang ada
diantara rongga dada dan jiwa
karena aku hanyalah sekedar keinginan
yang
tak pernah ada batas dan entah kapan akan terhenti,
mungkin sampai
nanti sampai ajal kan menjemputnya nanti
Sumber : catatan dari fb'ku http://www.facebook.com/dina.dolphin.3/notes